lintangbrother.blogspot.com

e-paspor, beda dengan paspor biasa dan disampulnya, kalo e-paspor ada chipnya.

Nah inilah perbedaan paspor biasa dan e-paspor, dan Keuntungan e-Paspor

Pertama, e-paspor itu di sampul depan ada chipnya. Chip ini berfungsi untuk menyimpan berbagai data biometri dari si pemilik paspor, mulai dari data biometrik wajah, biometrik sidik jari dan berbagai data pendukung lainnya sehingga lebih aman dibandingkan paspor biasa. Misal hilang, akan sulit disalahgunakan oleh orang lain, apalagi dipalsukan.

kedua, kalau pakai e-paspor, di bandara international seperti soekarno hatta, bisa lewat autogate. Sehingga tidak perlu lagi diperiksa manual. Tujuan pembuat e-paspor adalah untuk meningkatkan keamanan,sehingga tidak ada lagi kasus paspor yang digunakan oleh orang lain.

ketiga, e-paspor kedepannya bisa gratis visa di beberapa negara. Yang udah jalan sekarang yaitu ke Jepang.

Bedanya selain di sampul depan dengan chipnya itu, ya di harga pembuatannya. Kalau paspor biasa 48 halaman sekitar 355k, kalau e-paspor mencapai 655k. Lebih mahal memang.


Dari infonya untuk sementara ini pembuatan e-paspor masih manual, yaitu dengan datang langsung langsung ke kantor imigrasi di beberapa kota besar di Indonesia atau kalau yang mau buat paspor biasa malah bisa online dulu di :https://ipass.imigrasi.go.id:8443/xp...faces/InetMenu.jsp Daftar dulu online, submit berkas dan kalian akan dijadwalkan untuk wawancara. Jadi begitu datang tinggal wawancara, foto, selesai. Tinggal bayar dan 3 hari kemudian ambil paspor. Tapi, jadwal wawancara nya itu. Ini saya urus 17 Februari, ketemu dengan seorang teman yang kemarin katanya coba daftar online, ternyata jadwal wawancaranya udah antri bangte. Dan dia dijadwalkan bulan MAret! Wow, lama kan. Jadi dia mending datang langsung aja, biar cepet.

Tahap-tahap pembuatan e-paspor
1. Siapkan berkas. Harus lengkap! Ga boleh kurang, atau kamu akan direject. Cape2 antri terus direject kan sakiit *ini yang saya alami kali pertama ketika saya mau buat paspor. (Kartu keluarga belom ditanda tangan Bapak, KTP saya domisili Jawa, harus minta surat keterangan domisili dari kelurahan. Tapi bagi yang bekerja di jakarta bisa digantikan dengan surat dari atasan, atau kalau saya tadi cuma pakai ID Card saja).
Berkasnya antara lain : Akte Kelahiran (Asli) atau Ijazah atau Buku Nikah, Kartu Keluarga (Asli), KTP (Asli) dan Jika KTP bukan domisili jakarta, maka wajib bawa ID Card Instansi (Asli) atau surat rekomendasi dari Atasan langsung (jika bekerja) surat keterangan dari kelurahan.

Dan bawa juga fotokopi dokumen tersebut masing-masing 1 lembar. Untuk jaga2 sih saya copy aja beberapa lembar sebagai cadangan, hehe. Dan soal materai, kalo toh lupa bisa beli di kantin imigrasi, disana jual materai. Soal fotokopi, disana juga ada fotokopian. Tapi lebih enaknya kan kita udah persiapkan semuanya dulu dari rumah 

Oh ya, jangan lupa bawa 1 buah Materai tempel untuk ngisi form surat pernyataan (nanti disana dikasih).

2. Datang ke kantor imigrasi. Saya di kantor imigrasi Jakarta Timur. Saya sarankan datang pagi yah guys. Datang langsung ambil formulir langsung antri sambil ngisi formulir. Tanpa nomor antrian. Antrian bergerak di kursi, geser-geser aja. Saya langsung antri soalnya kalo ngisi form dulu di meja, ngantrinya makin banyak ntar. Jadi gapapa deh, ngisi sambil geser-geser, heheh. Ada 2 form, yang satu data diri. Yang satu surat pernyataan, yang harus pakai materai tempel itu  Antrian disini ga lama, cuma difoto, lalu menyerahkan berkas dan aslinya diperiksa. Kita dikasih nomor antrian untuk wawancara. Foto disini itu untuk display nomor antrian, pas antrian kita dipanggil nanti muncul foto kita, buat verifikasi petugasnya juga kalau yang datang adalah saya sendiri, gitu 
Dipemeriksaan pertama ini kita dapat nomor antrian dan map berwarna kuning, kita sendiri yang rapihin berkas untuk dibawa ke ruang antrian wawancara.

Pada kesempatan pertama, saya datang jam 7 pagi dapat antrian 38. Tapi gagal karna ada yang kurang lengkap itu. Sebenarnya sih kantor imigrasi buka jam 8. Tapi pagi sudah banyak antrian, kata satpam disana sih itu antrian sudah dari subuh. Dulu, tahun 2015 memang jumlah permohonan tiap harinya dibatasi. Perhari hanya 50 pemohon saja. Tapi sekarang tenang guys, tidak lagi dibatasi jumlah pemohon, tapi dibatasi pemohon hanya bisa diterima sampai jam 10 pagi, usai jam 10 sudah tidak bisa lagi. Dengan bermodal itu (buka jam 8, dibatasi sampai jam 10) saya pada kesempatan kedua datanglah jam 8.15, dan ternyata saya dapat nomor antrian 102
-_______- oh well, yeah. *saya tinggal pulang dan balik lagi setelah istirahat siang, jam 1, gausah khawatir, antrian kelwatan juga dipanggil lagi kok.

3. Diruang ini, berkas kita diperiksa lagi kelengkapannya dan disusun urutannya oleh petugas. Map kuning kita kumpulkan.

4. Tunggu antrian wawancara. Ketika dipanggil, langsung saja menuju loket yang disebutkan. Disana berkas kita diperiksa lagi, verifikasi muka kita lagi, hahah. Kemudian geser ke ruang tunggu wawancara. Cuma misah dikit di pojok, dipanggil berdasarkan nama. Gak pakai speaker, jadi harus perhatiin baik-baik. Hhe. Kemudian kita akan diwawancara oleh petugas. Antara lain : Mau pergi kemana? Acara apa? Pekerjaannya apa? Nama perusahaan apa? Dan disini kita diharuskan menunjukkan semua dokumen asli. Nah, kebetulan petugasnya disini baca data saya, ehh, ternyata itu mas Lando, kakak kelas saya pas SMA, ahahahah. Jadi ngobrol2 deh *ups, out of topic. Disini saya bilang, saya mau buat e-paspor, jadi dikasih note sama petugasnya. Selanjutnya kita disuruh ke loket 8. Difoto *lagi, tapi bukan buat paspor, tapi buat display antrian di loket foto. Nah disini kita dikasih nomor antrian baru untuk foto. Saya jam 2 siang dan dapat antrian 188. hehe.

5. Naik ke lantai 2 tempat antrian foto. Disini kita antri lagi sampai nomor kita dipanggil, lagi2 wajah kita nongol di layar, hahah. Ketika nomor antrian dipanggil, kita maju dan petugas akan sedikit bertanya-tanya lagi. Verifikasi data aja kayak "lahir di nabire ya mbak? lahirnya 24 maret 19921 ya?" soalnya petugas ini yang input data diri kita. Lalu disuruh nunggu lagi, nanti dipanggil untuk foto disini. Dipanggil berdasarkan nama, enggak pakai speaker lagi. Oh ya setiap loket antrian foto ini terdiri dari 1 orang penginput data, dan 1 orang yang ambil foto. Ada ruang foto kecil, backgroundnya putih. Nah, ini baru foto beneran. Karena backgroundnya putih, jadi baiknya sih jangan pakai kaos/kemeja putih, yang kontras aja biar ngehist, wkwkwk. Setelah foto, pengambilan sidik jari (10 jari semuanya), screen wajah juga (yang pakai softlens harus dilepas ya), kemudian petugas memberikan slip pembayaran, karna saya e-paspor saya harus membayar 655k. Petugas menginfokan, bisa bayar mulai besok.

6. Bayar di bank BNI manapun. Paling lama 7 hari setelah hari ini. Setelah kita bayar, prosesnya 14 hari kerja baru saya bisa ambil e-paspor saya ke kantor imigrasi. Kalau paspor biasa, cukup 355k dan 3 hari kerja sejak pembayaran. Loket pengambilan paspor ada sendiri, tidak seramai pembuatan paspor. Jam pelayanan senin-kamis 10.00-15.00 dan jumat 10.00-15.30. Jika paspor yang sudah jadi tidak diambil dalam waktu 1 bulan, maka dianggap permohonan dibatalkan.