Minggu, 06 Maret 2016

Derita astronot setelah setahun di luar angkasa

Derita astronot setelah setahun di luar angkasa
lintangbrother.blogspot.com - Menghabiskan waktu satu tahun di luar angkasa ternyata bukan hal yang mudah. Buktinya, saat tiba di Bumi tanggal 2 Maret lalu, astronot NASA Scott Kelly mengeluhkan banyak hal buruk terjadi pada tubuhnya.
Hidup di lingkungan minim gravitasi selama 340 hari membuat tulang Kelly kehilangan kepadatan yang semestinya. Imbasnya, tulang-tulangnya lebih rawan patah ketimbang normalnya saat dia menghabiskan waktu di Bumi.
Kelly juga merasakan kemampuan penglihatannya berkurang saat tiba di Bumi. Hal ini mirip seperti yang dia rasakan di misi sebelumnya saat harus menginap di Stasiun Luar Angkasa ISS selama 159 hari.
Susunan tulang belakang Kelly juga dilaporkan menjadi lebih longgar dari biasanya akibat hidup di gravitasi nyaris 0 dalam waktu lama. Alhasil, tinggi Kelly saat tiba di Bumi bertambah hingga 3,8 sentimeter. Akan tetapi, pertambahan tinggi itu hanya berlangsung sementara, karena saat tubuhnya sudah kembali mendapat gaya gravitasi Bumi tingginya akan kembali seperti semula.
Astronot Amerika ini pun merasakan efek samping terlalu lama di ISS pada kulit di tubuhnya. Otot sekujur tubuh Kelly juga lebih mudah lelah setelah tiba di Bumi mengingat jarang digunakan untuk aktivitas berat di ISS. Ini membuat kemampuan motorik Kelly menurun drastis.
"Aku memiliki masalah pada kulitku, semua akibat aku tidak menyentuh banyak hal selama dalam waktu lama. Kulitku menjadi sangat sensitif. Rasanya seperti terbakar saat harus berjalan atau duduk," keluh mantan pilot di Angkatan Laut Amerika ini.
Semua hal di atas mungkin tidak ada artinya dengan dampak radiasi matahari pada Kelly. Menurut Profesor Onkologi Radiasi, Barry Rosenstein, radiasi yang diterima Kelly di luar angkasa telah meningkatkan resiko kanker pada tubuhnya.
Perlu diketahui, misi astronot Kelly menghabiskan waktu 1 tahun di luar angkasa memang menjadi salah satu penelitian untuk mencari tahu apa yang terjadi pada tubuh manusia di kondisi minim gravitasi dan terkena paparan radiasi. Harapannya, hasil penelitian pada tubuh Kelly bisa memberikan pencerahan pada NASA soal keselamatan manusia untuk misi-misi luar angkasa 'deep space', seperti perjalanan ke Mars.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar